Tim Penataan Kawasan Masjid Syuhada dan Kotabaru Lanjutkan Urun Rembug Bersama Budayawan Achmad Charris Zubair

Tim Penataan Kawasan Masjid Syuhada dan Kotabaru kembali melanjutkan langkah strategisnya dalam merumuskan rencana penataan kawasan religi baru di Yogyakarta dengan berkunjung ke budayawan Achmad Charris Zubair.

BERITA

Humas Syuhada

9/23/20251 min read

Foto: Penyerahan kenang-kenangan dari masjid syuhada berupa buku sejarah masjid syuhada kepada bapak Ahmad Charris Zubair di langgar nduwur (18/09/25)

Tim Penataan Kawasan Masjid Syuhada dan Kotabaru Lanjutkan Urun Rembug Bersama Budayawan Achmad Charris Zubair

Yogyakarta, 18 September 2025 — Tim Penataan Kawasan Masjid Syuhada dan Kotabaru kembali melanjutkan langkah strategisnya dalam merumuskan rencana penataan kawasan religi baru di Yogyakarta. Pada Kamis sore (18/09), tim yang terdiri dari pengurus dan aktivis Masjid Syuhada tersebut melakukan kunjungan ketiga untuk menggali gagasan dari tokoh dan pakar. Kali ini, pertemuan digelar bersama Achmad Charris Zubair, budayawan asli Kotagede yang dikenal luas dengan kedalaman pemikiran filosofis dan kulturalnya.

Pertemuan ini difokuskan untuk memahami perspektif budaya dan filosofis dalam merancang kawasan religi. Dalam diskusi, Achmad Charris Zubair menekankan bahwa konsep “wisata religi” seharusnya tidak dipahami semata sebagai wisata minat khusus, tetapi sebagai sebuah proses pencerahan kolektif. Ia menegaskan bahwa upaya penataan kawasan ini bukan sekadar soal fisik dan tata ruang, melainkan juga tentang menata nilai, kesadaran, dan kemanusiaan.

Menurutnya, keberhasilan proyek penataan kawasan Masjid Syuhada dan Kotabaru akan diukur bukan hanya dari seberapa banyak pengunjung yang datang, tetapi dari sejauh mana kawasan tersebut mampu menjadi contoh nyata toleransi, kerukunan, dan kearifan lokal Yogyakarta yang berpadu dengan nilai-nilai universal.

Tim penataan kawasan menilai pertemuan ini memberikan kedalaman filosofis yang kritikal, memperkaya wawasan dari aspek budaya untuk melengkapi masukan-masukan sebelumnya. Dengan begitu, rencana penataan kawasan religi ini diharapkan benar-benar menghadirkan wajah baru Yogyakarta yang religius, inklusif, dan berakar kuat pada filosofi tata kota serta nilai kearifan lokal yang membumi.

----------

Humas Syuhada