Masjid Syuhada Jadi Lokasi Inisiasi Rumah Ibadah Ramah Anak oleh DP3AP2KB Kota Yogyakarta

Foto: Sambutan Ketua Umum YASMA Syuhada di Inisiasi Rumah Ibadah Ramah Anak oleh DP3AP2KB Kota Yogyakarta

Masjid Syuhada Jadi Lokasi Inisiasi Rumah Ibadah Ramah Anak oleh DP3AP2KB Kota Yogyakarta

Yogyakarta, 23 Oktober 2025 — Masjid Agung Syuhada kembali menjadi pusat kegiatan inspiratif dengan menjadi tuan rumah kegiatan Inisiasi Rumah Ibadah Ramah Anak, yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta, pada Kamis siang (23/10). Kegiatan ini menghadirkan Abdul Rozak, S.I.P., M.Si. sebagai pemateri utama, yang memberikan paparan mengenai urgensi menciptakan lingkungan rumah ibadah yang inklusif, aman, dan ramah anak.

Acara ini diikuti oleh perwakilan takmir masjid, pengurus lembaga keagamaan, serta komunitas masyarakat yang peduli terhadap isu perlindungan dan kesejahteraan anak. Kegiatan berlangsung di ruang utama Masjid Syuhada dengan suasana yang penuh semangat dan interaktif.

Dalam pemaparannya, Abdul Rozak menjelaskan bahwa rumah ibadah, khususnya masjid, memiliki peran strategis dalam membentuk karakter dan spiritualitas anak sejak dini. Oleh karena itu, penting bagi pengelola masjid untuk menghadirkan suasana yang ramah anak — baik dalam aspek fisik, sosial, maupun psikologis.

“Masjid bukan hanya tempat ibadah bagi orang dewasa, tetapi juga ruang pendidikan dan pembentukan nilai bagi generasi penerus. Ketika anak merasa diterima, dilibatkan, dan aman di dalam masjid, maka akan tumbuh kecintaan mereka terhadap rumah Allah,” jelasnya.

Konsep Rumah Ibadah Ramah Anak (RIRA) ini merupakan bagian dari program nasional yang diinisiasi pemerintah untuk memperkuat implementasi Kota Layak Anak (KLA), di mana seluruh elemen masyarakat—termasuk lembaga keagamaan—didorong untuk menjadi bagian aktif dalam upaya perlindungan dan pengembangan anak.

Kegiatan ini juga menyoroti pentingnya penataan ruang dan kegiatan di masjid agar dapat diakses dan dinikmati oleh anak-anak tanpa mengurangi kesakralan fungsi ibadah. Misalnya, menyediakan area khusus anak yang bersih dan aman, mengadakan kegiatan keagamaan yang edukatif dan menyenangkan, serta melatih takmir dan pengajar untuk memahami psikologi anak.

Masjid Syuhada dipilih menjadi lokasi kegiatan ini karena memiliki komitmen kuat dalam bidang pendidikan dan pembinaan generasi muda melalui berbagai lembaga yang bernaung di bawahnya, seperti Pendidikan Anak Masjid Syuhada (PAMS), TPQ, serta program-program pembinaan karakter berbasis keluarga dan masyarakat.

Perwakilan dari pengurus Masjid Syuhada menyampaikan apresiasinya atas kepercayaan yang diberikan oleh DP3AP2KB Kota Yogyakarta.

“Kami menyambut baik inisiatif ini, karena sejalan dengan visi Masjid Syuhada sebagai pusat pembinaan umat yang berkarakter, berilmu, dan beradab. Anak-anak adalah aset masa depan umat, sehingga sudah selayaknya mereka mendapatkan perhatian dan ruang yang layak di rumah Allah ini,” ujar salah satu pengurus dalam sesi penutupan.

Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab yang hangat, di mana peserta berdiskusi tentang tantangan dan praktik terbaik dalam mewujudkan masjid ramah anak di masing-masing wilayah. Banyak peserta menyatakan ketertarikan untuk meniru model pengelolaan masjid yang inklusif seperti yang diinisiasi di Syuhada.

Melalui kegiatan ini, diharapkan akan lahir lebih banyak rumah ibadah di Yogyakarta yang ramah bagi anak-anak—tempat mereka dapat tumbuh dalam suasana religius, penuh kasih, serta terjaga hak dan martabatnya.

-------------

Humas Syuhada