Lintas Iman Bersatu Suarakan Kepedulian: Pemuda Gereja dan Masjid Syuhada Temui Wali Kota Bahas Fenomena Dunia Malam Kotabaru

Pada Rabu pagi, 8 Oktober 2025, perwakilan pemuda dari Gereja Antonius Padua Kotabaru, Gereja HKBP Kotabaru, dan Masjid Agung Syuhada bersama-sama melakukan audiensi dengan Wali Kota Yogyakarta di Balai Kota.

BERITA

Humas Syuhada

10/10/20252 min read

Foto: Audiensi Bersama dengan Walikota dan Perwakilan Tempat Ibadah Kotabaru di Ruang Balai Kota Yogyakarta (08/10/2025)

Lintas Iman Bersatu Suarakan Kepedulian: Pemuda Gereja dan Masjid Syuhada Temui Wali Kota Bahas Fenomena Dunia Malam Kotabaru

Yogyakarta, 8 Oktober 2025 — Sebuah langkah kolaboratif lintas iman kembali hadir dari kawasan Kotabaru, Yogyakarta. Pada Rabu pagi, 8 Oktober 2025, perwakilan pemuda dari Gereja Antonius Padua Kotabaru, Gereja HKBP Kotabaru, dan Masjid Agung Syuhada bersama-sama melakukan audiensi dengan Wali Kota Yogyakarta di Balai Kota. Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari keprihatinan bersama atas semakin maraknya fenomena dunia malam di kawasan Kotabaru, terutama di sepanjang Jalan I Dewa Nyoman Oka dan sekitarnya, yang mulai menimbulkan keresahan bagi masyarakat dan jamaah rumah ibadah di kawasan tersebut.

Dalam pertemuan yang berlangsung singkat namun penuh makna ini, para perwakilan pemuda lintas iman menyampaikan keluh kesah dan laporan situasi lapangan terkait menjamurnya aktivitas malam hari yang dianggap tidak sesuai dengan karakter kawasan Kotabaru sebagai zona cagar budaya dan kawasan religi. Mereka menilai bahwa aktivitas hiburan malam yang beroperasi hingga larut bahkan dini hari, selain menimbulkan gangguan ketertiban dan kebersihan, juga mulai menggeser nilai-nilai sosial dan moral yang selama ini menjadi identitas kawasan tersebut.

Perwakilan dari Masjid Syuhada menuturkan bahwa fenomena ini sudah lama menjadi perhatian jamaah, terutama karena letaknya yang sangat berdekatan dengan area peribadatan. Banyak jemaah mengaku terganggu oleh suara bising, parkir liar, dan perilaku yang tidak mencerminkan etika sosial di sekitar area suci masjid. “Masjid Syuhada bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga simbol perjuangan, ketenangan, dan pendidikan akhlak. Kondisi saat ini tentu membuat banyak pihak merasa prihatin,” ujar salah satu perwakilan pemuda Masjid Syuhada.

Sementara itu, perwakilan dari Gereja Antonius dan HKBP juga menyampaikan keprihatinan serupa. Aktivitas malam yang tidak terkendali turut menimbulkan keresahan bagi warga jemaat, khususnya dalam hal kenyamanan beribadah dan keamanan lingkungan. “Kami memandang persoalan ini bukan hanya isu moral atau keagamaan, tetapi juga persoalan sosial bersama yang membutuhkan perhatian serius dari pemerintah,” kata salah satu perwakilan Gereja Antonius Padua.

Dalam tanggapannya, Wali Kota Yogyakarta menyambut baik inisiatif kolaboratif ini dan mengapresiasi sinergi lintas iman yang menunjukkan semangat kebersamaan dan kepedulian terhadap lingkungan sosial kota. Pemerintah Kota berkomitmen untuk menindaklanjuti aspirasi tersebut dengan melakukan kajian lintas sektor, melibatkan Satpol PP, Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan, serta tokoh masyarakat setempat.

Rencananya, setelah pertemuan konsultatif ini akan digelar Forum Group Discussion (FGD) khusus yang menghadirkan seluruh pemangku kepentingan — mulai dari unsur pemerintah, aparat keamanan, pengelola usaha, tokoh agama, hingga warga setempat — guna membahas solusi konkret yang mengedepankan keseimbangan antara aktivitas ekonomi, ketertiban umum, dan nilai-nilai kemanusiaan serta spiritualitas kawasan.

Pertemuan ini menjadi bukti nyata bahwa persoalan sosial di tingkat lokal dapat menjadi jembatan kolaborasi lintas iman dan komunitas, bukan sekadar sumber perbedaan. Semangat yang diusung para pemuda dari Gereja Antonius, HKBP, dan Masjid Syuhada mencerminkan wajah Yogyakarta sebagai kota yang menjunjung tinggi nilai harmoni, etika sosial, dan dialog kemanusiaan.

Dengan adanya langkah awal ini, diharapkan Kotabaru — yang dikenal sebagai kawasan historis dan religius — dapat kembali menemukan keseimbangannya sebagai ruang hidup yang damai, tertib, dan bermartabat, sejalan dengan semangat luhur yang menjadi dasar berdirinya kawasan tersebut sejak masa kolonial hingga kini.

-----------

Humas Syuhada