Kritis Tapi Jangan Nihilis! Prof. Mahfud MD Serukan Generasi Muda Berani Lawan Kezaliman pada Dialog Kebangsaan Masjid Syuhada
Pada Sabtu, 8 Maret 2025, Masjid Agung Syuhada Yogyakarta kembali menjadi wadah diskusi intelektual dalam Dialog Kebangsaan yang menghadirkan Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD., S.H., S.U., M.I.P..
BERITA
Humas Syuhada
3/10/20253 min read


Dialog Kebangsaan oleh Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD. di Masjid Agung Syuhada
Dialog Kebangsaan Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD. di Masjid Agung Syuhada: Islam, Perdamaian, dan Peran Generasi Muda
Yogyakarta – Pada Sabtu, 8 Maret 2025, Masjid Agung Syuhada Yogyakarta kembali menjadi wadah diskusi intelektual dalam Dialog Kebangsaan yang menghadirkan Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD., S.H., S.U., M.I.P.. Dalam ceramahnya, beliau mengangkat tema keselamatan, perdamaian, dan peran Islam dalam membangun masyarakat yang harmonis, serta mengajak generasi muda untuk bersikap kritis namun tetap berpegang pada nilai-nilai Islam.
Keselamatan dan Perdamaian dalam Islam
Prof. Mahfud MD. mengawali ceramah dengan menjelaskan bahwa keselamatan dalam Islam bukan hanya berarti perlindungan dari bahaya, tetapi juga mencakup kedamaian dalam kehidupan dunia dan akhirat. Seorang Muslim sejati adalah mereka yang membawa keselamatan dan kedamaian, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.
Beliau mengutip doa yang sering diajarkan sejak kecil:
"Allah Antam Wam wa yaudusam fahayinabana bisalam wa jannalam tabaraktabana wa Jal ikr,"
yang mencerminkan permohonan kepada Allah untuk memperoleh keselamatan dan kedamaian.
Ukhuwah Islamiyah: Persaudaraan yang Berwatak Islam
Konsep ukhuwah Islamiyah sering disalahpahami sebagai persaudaraan antar sesama Muslim saja, padahal sejatinya ukhuwah Islamiyah adalah persaudaraan dengan watak Islam, yang berarti mencakup seluruh umat manusia tanpa memandang agama, suku, atau ras.
Beliau menekankan bahwa Islam mengajarkan toleransi dan perdamaian, sebagaimana ditunjukkan dalam sejarah ketika Rasulullah ﷺ membangun Piagam Madinah, yang menjadi model pertama dari sebuah negara kosmopolit yang melindungi perbedaan dan menciptakan kedamaian.
"Negara Madinah itu adalah negara kosmopolit, negara yang terbuka dan melindungi perbedaan," ujar beliau.
Inspirasi Kemerdekaan Indonesia dari Piagam Madinah
Dalam bagian selanjutnya, Prof. Mahfud MD. menjelaskan bahwa perjuangan kemerdekaan Indonesia juga terinspirasi oleh Piagam Madinah. Para pendiri bangsa berusaha membangun negara yang menjunjung tinggi persatuan dalam keberagaman, dengan menciptakan hukum yang adil bagi seluruh rakyat Indonesia, tanpa memandang agama dan latar belakang.
Menurut beliau, hal ini sejalan dengan konsep “umatun wahidah” dalam Piagam Madinah, di mana seluruh komunitas di bawah pemerintahan Nabi Muhammad ﷺ dianggap sebagai satu kesatuan umat, meskipun mereka berasal dari berbagai agama dan suku.
Hukum Islam dalam Konteks Negara
Dalam diskusi mengenai penerapan hukum Islam dalam negara modern, Prof. Mahfud MD. menjelaskan perbedaan antara:
✅ Syariat – Hukum yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis, bersifat absolut bagi umat Islam.
✅ Fikih – Penafsiran syariat oleh para ulama yang bisa berbeda-beda sesuai dengan konteks.
✅ Fatwa – Keputusan hukum yang dibuat oleh ulama atau lembaga keagamaan berdasarkan fikih.
Beliau menekankan pentingnya "kalimatun sawa", yaitu hukum publik yang mengikat semua warga negara, sedangkan hukum perdata dapat disesuaikan dengan keyakinan masing-masing individu.
"Kalimatun sawa adalah hukum publik yang mengikat semua warga negara, sementara hukum perdata dapat berbeda sesuai keyakinan masing-masing," jelas beliau.
Tantangan dan Kritik terhadap Kebijakan Pemerintah
Dalam sesi tanya jawab, Prof. Mahfud MD. menanggapi pertanyaan mengenai berbagai kebijakan pemerintah yang dianggap kontroversial.
Beliau mengajak jamaah untuk tetap bersikap kritis, tetapi tidak bersikap nihilistis (menganggap semua kebijakan buruk) atau fatalistis (menganggap kritik tidak ada gunanya). Sikap yang benar adalah menyampaikan kritik yang konstruktif dan tetap berpegang pada prinsip amar makruf nahi mungkar.
"Generasi muda harus kritis, tetapi jangan nihilis atau fatalis," tegasnya.
Peran Generasi Muda dalam Menegakkan Keadilan
Beliau juga menyoroti peran generasi muda dalam menjaga nilai-nilai Islam dan keadilan dalam kehidupan bernegara.
Menurutnya, sabar dalam Islam bukan berarti diam menerima kezaliman, tetapi tangguh dalam melawannya. Oleh karena itu, generasi muda harus berani bersuara, menegur kezaliman, dan memperjuangkan kebaikan di tengah masyarakat.
"Sabar dalam Islam bukan berarti diam menerima kezaliman, tetapi tangguh melawan kezaliman," ujar beliau.
Prof. Mahfud MD. juga menegaskan bahwa tugas utama umat Islam adalah menegakkan kebaikan dan mencegah kemungkaran, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam konteks kebangsaan.
"Amar makruf nahi mungkar adalah tugas kita, mengajak pada kebaikan dan mencegah kemungkaran," tambahnya.
Kutipan Inspiratif dari Ceramah
📌 "Keselamatan dari Allah, engkaulah keselamatan, darimulah keselamatan, kepadamulah kembali juga manfaat-manfaat keselamatan itu."
👉 Doa yang mencerminkan permohonan keselamatan dan perdamaian dari Allah.
📌 "Ukhuwah Islamiyah itu bukan persaudaraan antar orang Islam, tapi persaudaraan yang berwatak Islam."
👉 Menegaskan bahwa Islam mengajarkan perdamaian dengan semua manusia.
📌 "Negara Madinah itu adalah negara kosmopolit, negara yang terbuka dan melindungi perbedaan."
👉 Piagam Madinah sebagai model negara yang menghargai keberagaman.
📌 "Generasi muda harus kritis, tetapi jangan nihilis atau fatalis."
👉 Ajakan untuk generasi muda agar aktif mengawal kebijakan publik dengan objektif.
📌 "Sabar dalam Islam bukan berarti diam menerima kezaliman, tetapi tangguh melawan kezaliman."
👉 Menegaskan bahwa Islam menolak ketidakadilan dan mengajarkan perjuangan.
📌 "Amar makruf nahi mungkar adalah tugas kita, mengajak pada kebaikan dan mencegah kemungkaran."
👉 Mengajak umat Islam untuk berperan aktif dalam menegakkan kebaikan dan keadilan.
Kesimpulan dan Harapan
Dialog Kebangsaan bersama Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD. di Masjid Agung Syuhada memberikan wawasan mendalam mengenai Islam sebagai agama perdamaian, serta pentingnya memahami hukum Islam dalam konteks negara modern.
Beliau menegaskan bahwa Islam mengajarkan nilai-nilai persatuan dan keadilan, serta mengajak generasi muda untuk bersikap kritis namun tetap membangun, tidak sekadar menolak tanpa solusi.
Dengan adanya diskusi seperti ini, diharapkan umat Islam semakin memahami peran mereka dalam menjaga perdamaian dan menegakkan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Masjid Agung Syuhada akan terus menghadirkan kajian berkualitas untuk memperkaya wawasan dan meningkatkan kesadaran umat dalam menjalankan Islam secara kaffah.
Sejarah
Masjid bersejarah, penghargaan para pejuang.
Dakwah
Pendidikan
+62851-1702-1952
© 2024. All rights reserved.